MUMPS ATAU GONDONGAN
Mumps atau gondongan dan atau lebih sering sebut bengok. Mumps juga didalam bahasa medis lebih dikenal dengan sebutan parotitis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah yang terletak di sisi wajah, antara rahang dan telinga dan berfungsi menghasilkan air liur. Parotitis dapat disebbakna oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus, jamur Candida albicans, maupun virus dari kelompok / golongan paramyxovirus yang menyebabkan peradangan dan ditandai dengan pembesaran pada kelenjar ludah dan terasa nyeri. Pada saluran kelenjar ludah tersebut bisa terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang dapat menyerang segala usia, akan tetapi usia paling rentan terinfeksi mumps adalah usia 2 tahun sampai dengan 12 tahun. Selain itu juga anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi MMR (campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella) lebih rentan mengalami mumps dengan gelaja lebih berat, sedangakna untuk anak yang sudah mendapatkan imunisasi MMR mempunyai gejala yang lebih ringan.
Penyebaran virus paramyxovirus bisa melalui percikan air liur, menyentuh benda-benda penderita tanpa mencuci tangan dan menyentuh bagian wajah. Gejala baru akan dirasakan pada hari ke 12 sampai dengan 25 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh, gejalanya bisa berupa :
- Pipi bengkak, bisa hanya salah satu sisi atau keduanya
- Nyeri mengunyah / menelan
- Demam
- Nyeri kepala
- Nafsu makan berkurang
- Mulut terasa kering
Parotitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi yaitu peradangan pada testis (Orchitis), peradangan pada selaput pelindung saraf tulang belakang dan otak (meningitis), gangguan pendengaran, dan pankreatitis. Komplikasi ini lebih sering ditemukan pada penderita usia remaja dan dewasa. Walaupun parotitis pada umumnya dapat sembuh sendiri. Parotitis dapat dipastikan dengan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tes swab pada pipi bagian dalam (buccal swab) untuk mendeteksi mikroorganisme penyebabnya; tes darah (seperti darah rutin, amilase, CRP (C-reactive protein), laju endap darah, dan lain-lain) serta tes urin.
Penanganan parotitis tergantung pada kondisi terutama daya tahan tubuh penderita serta penyebabnya. Tidak ada obat khusus untuk gondongan atau parotitis. Umumnya, parotitis dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari dua minggu, sehingga pengobatan penyakit ini hanya difokuskan pada meringankan gejala dan keluhan yang terjadi. Penderita juga dapat melakukan kompres hangat dan pijat pada kelenjar parotis yang dapat meringankan gejala. Penderita juga bisa mengonsumsi makanan lunak agar tidak perlu mengunyah terlalu banyak. Selain itu, penanganan lainnya bisa berupa simptomatik untuk gejala yang dirasakan oleh penderita seperti pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol.
Penyakit gondongan atau parotitis ini dapat di cegah dengan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) pada anak-anak. Vaksin MMR ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 18 bulan dan saat anak berusia 5-7 tahun. Namun, jika imunisasi pertama belum sempat dilakukan saat usia 18 bulan, vaksin pertama masih dapat diberikan hingga anak berusia 3 tahun. Jika belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa. Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan. Selain itu, pencegahan gondongan juga bisa dilakukan dengan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak merokok, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita, menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
- Mohammadi, H., et al. 2021. A Theoretical Study of the Caputo-Fabrizio Fractional Modeling for Hearing Loss due to Mumps Virus with Optimal Control. Chaos, Solitons & Fractals, 144, pp. 110668.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2021. Pernyataan IDAI. Jadwal Imunisasi IDAI 2020.
- Centers for Disease Control and Prevention. 2021. Mumps Home. About Mumps.